Sunday, January 5, 2014

Keajaiban Cita-cita (Mimpi)

Saya pernah ngobrol dengan seorang pekerja ojek, yang sudah tiga tahun menggeluti pekerjaannya. Itu terjadi saat kami berteduh dari hujan yang sangat deras disebuah kedai.
Saya sempat terhenyak saat mengetahui si abang tukang ojek ternyata punya gelar M.Sc. dibelakang namanya. Awalnya saya tidak percaya, itu sebelum ia menunjukan beberapa foto didompetnya yang membuat saya percaya dan sempat ternganga heran.

Walaupun sempat ia bekerja di perusahaan besar, tapi kok bisa, seorang yang sekolah setinggi itu menjadi tukang ojek!? Saya jadi tertarik untuk menggali lebih dalam. Satu hal penting yang saya tanyakan padanya adalah, “Mimpi (cita-cita) apa yang abang kejar sehingga abang bersusah payah sekolah sampai S2?”.
Dan jawabannya sangat sederhana, “saya ingin jadi orang sukses, punya pekerjaan yang gaji-nya besar!”. Hmmm, sepertinya itu jawaban yang dimiliki oleh banyak orang. Saat saya kejar dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya berharap dia punya jawaban yang lebih kongkrit, saya tidak mendapatkannya.

Menurut saya, justru disinilah masalahnya. Saya tidak ingin mengatakan bahwa pekerjaan tukang ojek adalah pekerjaan hina, karena memang bukan. Namun jika ingin jadi tukang ojek, tentu tidak harus sekolah setinggi itu. Lalu dimana donk masalahnya? Masalah terbesarnya adalah ia tidak memiliki mimpi /keinginan yang kongkrit. Yaitu keinginan yang terukur. Misalnya, menjadi Dosen di Universitas Indonesia. Atau menjadi pemilik universitas. Atau menjadi guru mata pelajaran tertentu…

Sepanjang obrolan saya dengannya, sangat jelas tergambar, si abang baru sebatas memiliki mimpi yang abstrak. Seperti, ingin menjadi orang sukses, ingin menjadi orang berguna bagi agama nusa dan bangsa. Tentu tidak salah jika seseorang ingin meiliki mimpi-mimpi abstrak seperti itu, hanya saja jika tidak dilanjutkan kepada yang lebih kokngrit, maka mimpi seperti itu hanya “mengawang-ngawang”.

Otak kita akan bekerja sesuai permintaan. Dan keinginan atau mimpi atau cita-cita kongkrit yang sungguh-sungguh adalah permintaan yang akan mendorong otak bekerja secara optimal. Saat kita berpikir, berkata dan atau bertindak dengan sungguh-sungguh, dan atau dilakukan berulang-ulang, maka otak akan menyimpannya dipikiran alam bawah sadar (subconscious mind).
Kemudian terjadilah suatu proses psikodinamika, yang menjadikan mimpi tersebut menjadi energy intrinsic, yang akan disebarluaskan oleh otak thalamus kealam semesta untuk mencari dan menarik energy yang sepadan (resonansi) kedalam kehidupan kita. Yakni hal-hal yang bisa mendekatkan kita pada mimpi yang kita miliki. Inilah yang disebut the law of attraction.
Itulah sebabnya, sangat penting bagi kita untuk memiliki keinginan/mimpi yang kongkrit dan sungguh-sungguh. Karena, orang yang memiliki mimpi kongkrit adalah orang yang sudah tahu kemana hidupnya diarahkan!
Mungkin anda bertanya, “Jika seseorang sudah memiliki keinginan kongkrit, adakah kemungkinan ia gagal mencapainya?!”. Saya akan jawab, “tentu bisa!”.
Lihatlah sejarah tentang bagaimana Henry Ford yang pernah bangkrut sampai 5 kali, Bagaimana juga dengan Thomas Edison, Walt Disney, Silvester Stallone atau Kolonel Sanders sang penemu Kentacky Fried Chicken? Atau bagaimana dengan Ustman bin Affan sahabat Nabi Muhammad SAW?

Mereka semua pernah gagal! Bahkan diantara mereka ada yang mengalami kegagalan sampai ratusan kali. Namun demikian, untuk mencapai sukses, selain mimpi yang kongkrit, beberapa hal dibawah ini sangatlah penting:
• Fokus, akan menghindarkan otak kita ambivalen. Sulit menentukan prioritas. Hal ini akan membuat otak kita menjadi “bingung”, mana sesungguhnya yang ingin dikejar?
• Munculkan rasa membutuhkan mimpi itu menjadi nyata, akan membantu otak melakukan proses psikodinamika seperti dijelaskan diatas.
• Faith with God. Yakni membangun ketergantungan, ketaatan dan kepasrahan kepada sang Pencipta.

Berdasarkan neurosains, hal tersebut salah satunya akan menstimulus diproduksinya hormon noradrenalin dalam tubuh. Hormon ini menimbulkan efek relaksasi, semangat, optimis dan pantang menyerah.

Kita manusia punya kewajiban untuk berusaha menggunakan potensi yang Dia berikan. Dan pada akhirnya Dialah yang maha tahu dan maha mengatur, kapan dan sebesar apa “rizqi” yang baik untuk kita.

Konsekuensi berjuang bersama Tuhan adalah taat kepadanya dan jauhi dosa, terutama dosa besar. Mungkin terbersit pertanyaan, apa hubungannya?
Masih ingat pelajaran saat di SMP, tentang resonansi?
Secara definisi resonansi adalah proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang bergetar, hal ini terjadi karena benda tersebut yang bergetar ada pada frekwensi yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.
Biasanya praktik tentang resonansi dilakukan dengan tiga garpu tala. Garpu tala A dan B memiliki frekuensi yang sama, sementara yang garpu tala C berbeda. Saat hanya garpu tala A yang dipukul dan mengeluarkan getaran juga bunyi, garpu tala B walaupun samasekali tidak disentuh, dan posisinya terpisah dengan garpu tala A, akan ikut berbunyi. Sementara garpu tala C tidak berbunyi sama sekali, karena berbeda frekuensi. Dan saat garpu tala B disentuh, untuk menghentikan getaran dan bunyinya, garpu tala A ikut berhenti walau tidak disentuh sama sekali. Semua makhluk bahkan Tuhan memiliki frekuansi tersendiri. Saat kita ingin terhubung secara emosional dengan seseorang dan atau Tuhan semesta alam (beresonansi), kita harus memiliki kesamaan frekuensi.
Allah Tuhan semesta alam memberitahukan kepada manusia frekuensiNya dalam Al-Qur’an, yaitu sifat dan sikap yang diperintahkan-Nya, kepada manusia.
Dosa adalah penghalang antara manusia dengan Tuhannya. Karenanya harus dihindari.
“….. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqoroh : 186)

Kecerdasan spiritual, yakni keyakinan dan ketawakalan pada Tuhan memang berkemampuan mendorong berkembangnya kecerdasan emosional. Kita akan memiliki perisai kesadaran untuk tercegah dari mengambil jalan pintas. Seperti korupsi, suap dan sejenisnya. Dan secara kimiawi, energy negative yang dihasilkan dari perbuatan korup akan merusak system energy positif tubuh, yang pada gilirannya justru mengundang keburukan hadir dalam hidup kita.
• Memiliki keyakinan, bahwa apa yang ingin kita kejar akan Allah jadikan nyata, adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang sedang mengejar mimpi. Keyakinan seperti itu akan mendorong munculnya semangat dan sikap pantang menyerah. Kemudian,, satu hal yang juga sangat penting adalah, definisi kesuksesan sejati. Karena jika salah kita mendefinisikannya, maka akan berdampak pada mimpi dan langkah yang kita buat. Jika menganggap kesuksan sejati itu adalah memiliki kelimpahan harta yang tak terhingga, maka anda akan terjebak pada proses pencarian harta semata. Yang dapat menjerumuskan kepada prilaku koruptif. Sibuk mencari harta juga berpotensi melupakan tanggung jawab psikologis dan sosiologis, terutama hubungannya dengan keluarga. Kesuksesan sejati adalah kondisi dimana kehidupan terasa nyaman dan membahagiakan.

Hal tersebut bisa disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang tercukupi (bukan berlebihan), kehidupan rumah tangga harmonis, memiliki anak-anak yang baik juga hubungan dengan lingkungan berjalan baik, sehingga menghasilkan pengakuan yang baik dari lingkungan.

Mengapa saya tidak memasukan kekayaan berlimpah menjadi bagian dalam kesuksesan sejati? Karena faktanya, tidak semua, bahkan terlalu banyak orang yang hidup dengan limpahan harta namun hidupnya dinaungi kegelisahan.
Sementara itu ada orang yang bahagia ditengah kekurangan harta. Karena kebahagiaan itu ada dalam pikiran. Artinya, definisi kita tentang bahagia, menentukan kebahagiaan kita. Contohnya, jika kita menganggap bahagia itu memiliki rumah mewah, maka kita takan pernah bahagia sebelum memilikinya. Namun jika kita menganggap bahagia itu adalah membantu orang, maka kebahagiaan itu akan selalu hadir saat kita membantu orang lain. Karenanya berhati-hatilah dengan definisi kebahagiaan yang kita miliki!

Kesimpulan untuk para pencari kerja,
Kuncinya mencapai kesuksesan yang terurai diatas ada di lima hal, yang Saya menyebutnya, The Golden Bridge:
1. Kongkritkan mimpi/keinginan anda. Perjelas, anda ingin menjadi apa? Apa sesungguhnya yang ingin anda kejar?!
2. Fokuslah dulu pada satu mimpi, agar seluruh potensi maha dahsyat otak anda berhimpun menemukan dan menarik mimpi anda kedalam kehidupan anda
3. Tumbuhkan rasa membutuhkan mimpi untuk hidup. Termasuk konsekuensi menjauhi dosa, terutama dosa besar. Agar kita bisa membantu diri kita sendiri untuk meyakini bahwa Allah sang pencipta berada didekat kita dan membantu proses pencapaian mimpi kita.
4. Faith with God atau melibatkan sang Pencipta dan Pengatur dunia dalam proses pencapian mimpi hidup anda. Karena Dia telah menciptakan system kehidupan yang mengharuskan kita untuk bergantung padanya.
5. Yakin, bahwa Dia dengan kekuatan dan kebijaksanaanNya akan membantu anda mencapai mimpi.

Setiap orang punya mimpi, baik mimpi yang bersifat materi, seperti jabatan, sejumlah uang, kendaraan, maupun yang bersifat non materi, seperti pasangan (istri/suami) yang baik, anak-anak yang sholeh, keluarga yang harmonis serta teman-teman dan lingkungan yang baik.
Atau juga mimpi menjadi pribadi tertentu seperti pribadi unggul, pribadi cerdas, pribadi Kolaboratif, Pribadi Amanah. Pribadi Cerdas Emosi, Spiritual, dan sebagainya.

Namun yang perlu dingat adalah, Rizki setiap orang berbeda-beda. Jika kita memaksakan diri, maka dapat berujung pada ruang jeruji KPK, (hehehe).

Mimpi memang memiliki keajaibannya sendiri!, teruslah bercita-cita setinggi mungkin dengan aktualisasi diri yang lebih baik dari hari kemarin.

No comments:

Post a Comment