Tuesday, February 10, 2009

"Being Recognized": Tidak Hanya Kerja Baik

Tidak sedikit saya bertemu karyawan yang curhat mengatakan bahwa tidak ada bedanya jadi pekerja `biasa-biasa' saja dengan pekerja yang banting tulang dan `luar biasa'.

"Tetap saja saya harus melalui jalur standar. Menunggu kenaikan pangkat dan gaji massal. Lama kelamaan saya berkesimpulan orang yang menonjol atau tidak, tidak terlihat di perusahaan"

Barangkali ini seperti cerita klise. Anda sudah melakukan outstanding job, namun tetap tidak ada yang peduli? Jangankan mendapat reward, justru orang lain yang diprornosikan. Jengkel tentu saja. Mau protes? Nanti dulu. Coba pikir lagi, kapan Anda pernah berupaya secara khusus agar atasan melirik prestasi Anda? Sudahkah Anda `menjual' diri agar orang tahu kemampuan Anda? Jangan-jangan selama ini hanya duduk manis di balik meja, merespons semua instruksi, bekerja cepat, atau menyelesaikan setiap masalah dan keluhan. Anda tidak pernah tahu kapan orang-orang menyadari kesuksesan Anda selama ini.

Sadari beberapa poin krusial ini, jika Anda benar-benar ingin `dilirik' dan diakui keberadaan dan kontribusinya dalam organisasi.

1. Ingat: Kerja Keras Itu "Biasa"
Sudah sewajarnya seorang profesional yang bekerja di sebuah organisasi bekerja keras. Rekan-rekan sejawat Anda juga dituntut untuk menampilkan semangat yang sama. Jangan pernah bandingkan diri kita dengan orang yang tidak bekerja keras. Masalahnya sekarang adalah selain bekerja keras, kita perlu dikenal dan terlihat "kinclong".
Ketidaksadaran individu untuk menjual hasil karyanya inilah yang sering membuatnya tenggelam. Kerap kita mendengar ungkapan, "Saya hanya seorang administrator. Apakah seorang administrator tidak bisa menonjol dan meraih puncak karier daiam organisasi?

2. Ciptakan Nilai Tambah
Keahlian tidak bersifat instan dan tidak terikat gelar pendidikan. Keahlian justru dimatangkan oleh pengalaman di lapangan, dan proyek yang ditangani, dan persoalan yang muncul, atau dan kesalahan yang dibuat. Anda perlu membungkusnya agar keahlian ini bisa mengendap, muncul, dan membawa perubahan dan gaya dalam pemecahan masalah khas Anda. Prinsipnya, jangan hanya bisa mengerjakan sesuatu, tetapi jadilah ahli solusi yang memiliki gaya khas! Hanya dengan niiai tambah yang signifikan, profesionalitas Anda menjadi "luar biasa".

3. Bersahabat dengan ide dan Rangkul Peluang
Seringkali saya sedih bila individu melihat sukses dikaitkan dengan jenis pekerjaannya. Seolah ada pekerjaan kelas satu dan keias kambing. Suami saya yang hafal sejarah luar kepala, mendapatkan pelajaran dari seorang guru yang selalu melakukan "roleplay" dengan penggaris, kursi, dan alat bantu sederhana lain yang ada di dalam kelas untuk mengajarkan sejarah. Bukankah ini suatu cara kreatif? Tidak selamanya ide kreatif harus datang dari eksekutif top atau
bagian kreatif perusahaan. ide sekecil apapun, bila digarap sungguh-sungguh bisa mengubah sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi perusahaan.
Apapun peran yang Anda emban di organisasi, ingatlah untuk selalu mencari peluang yang bahkan tidak terpikirkan oleh orang lain. Anda bekerja di bagian back office? Ciptakan alur kerja yang lebih efisien untuk kemudahan kerja unit Anda, dan hitung dampaknya terhadap cost. Cari sebanyak mungkin kesempatan, dan lakukan eksekusi secara cermat. Cari dukungan dari orang-orang yang mau mendengarkan dan membantu menjual ide Anda. Sekali Anda berpikir
tentang ide, Anda akan terus kritis mencari celah untuk kemajuan kerja dalam skala yang lebih luas, bahkan hingga ke tahap organisasi.

4. Sekali Luar Biasa Tidak Selamanya Luar Biasa
Seorang manajer pemasaran yang berhasil meluncurkan produk dan bahkan mendongkrak angka penjualan produknya dengan 100 persen tidak bisa berada di dalam "comfort zone". Ia tidak bisa mengklaim sejarah kesuksesannya untuk waktu yang lama. Bila ia tidak menciptakan kesuksesannya kembali, apakah melalui kegiatan yang sama dengan target lebih atau kegiatan lain dengan hasil yang lagi-lagi menonjol, maka keterlihatannya pun akan berangsur pudar.

5. Jual dan Tonjolkan Keberhasilan
Saat Anda dan tim mencapai kesuksesan dalam proyek atau menemukan solusi yang hasilnya luar biasa, jangan lalu berhenti, Bagilah pengalaman Anda kepada orang lain. Manfaatkan media komunikasi di perusahaan, apakah bulletin, intranet atau website yang paling mungkin dibaca oleh orang orang penting di perusahaan Anda. Gali masukan dan diskusikan lebih lanjut dengan orang-orang yang berkepentingan. Cari orang-orang yang bisa membantu Anda menuangkan
kisah sukses Anda secara cerdas.

Sukses Anda, sekecil apapun, bila dikemas dengan cantik, bisa memberi inspirasi kepada orang banyak. Hal yang lebih penting lagi, "sense of success" akan berdampak luar biasa bagi kemajuan Anda pribadi. Jangan pernah takut untuk menampilkan keberhasilan Anda kepada orang lain. Katakan "saya berupaya keras dan telah berhasil' dengan penuh percaya diri, dan suarakan secara positif dan tepat.

Saturday, February 7, 2009

Menyatakan Maaf, Bukanlah Kelemahan Diri

Kata maaf, sering kita gunakan sebagai kata pembuka untuk memperlancar suatu komunikasi.
Sebagai contoh, "Maaf pak, sekarang jam berapa?"
Kata maaf bisa digunakan dalam banyak arti, tetapi yang paling efektif adalah jika digunakan dalam bentuk terapi untuk memulihkan rusaknya suatu hubungan antarmanusia. Kata ini bisa diibaratkan sebagai "pelumas" hubungan antarmanusia.
Sayangnya, untuk mengatakan kata maaf ini begitu sulit, ketika kita berniat menerapkannya dalam masalah-masalah serius. Seakan ego kita menyumbat tenggorokan untuk mengeluarkan kata maaf.
Bahkan, kita sering terjebak dalam asumsi yang salah, yakni menyatakan maaf untuk suatu kesalahan yang kita buat, seolah mempertontonkan kelemahan diri. Padahal, sering terjadi kesalahan kita yang menyebabkan orang lain sakit hati, dilakukan tanpa pikiran yang jernih, tanpa sengaja, dan terbawa emosi. Setelah sadar kita menyesal sendiri, tapi kenapa kata maaf begitu sulit keluar dari mulut kita?

Menyerukan kata maaf, sebaiknya setepat mungkin, baru bisa didapat intisarinya. Inti kata maaf adalah kerendahan hati karena kita mau mengakui, mau menyatakan diri telah melakukan kekhilafan dan memperlihatkan kebesaran jiwa, yaitu telah mampu melepas ego yang membelenggu. Dengan demikian, menyatakan maaf dimaksudkan untuk memulihkan hubungan sekarang dan masa-masa selanjutnya.
Jika kita menyatakan maaf dengan royal, kita kehilangan makna yang bermanfaat yang kuat dari kata yang satu ini.
Kata maaf, bisa keluar menjadi bentuk ejekan pada orang yang kita beri kata maaf tersebut. Bentuk ejekan itu akan terasa jika kita salah melafal dalam alunan nada yang dibuat-buat. Orang yang menerima kata maaf dari suara kita akan merasakan bahwa pernyataan maaf itu hanyalah basa-basi, dan lebih parah lagi jika dirasakan sebagai ejekan semata. Akibatnya, kata maaf bukan lagi merupakan penyataan kerendahan hati dan kebesaran jiwa yang telah mengakui kekhilafan diri.

Manipulasi Emosi.
Dalam hubungan di lingkup bermasyarakat dan keluarga, pasti tidak terlepas dari masalah manipulasi emosi (perasaan). Ketika mengatakan maaf tidak dilakukan hanya sekadar ucapan, tetapi dilakukan dalam bentuk yang lebih mendalam lagi, yaitu melalui perbuatan yang merupakan perbaikan tingkah laku, berarti inti dari kata tersebut menjadi semakin bermakna.
Meskipun demikian, tidak jarang kita terjebak dalam permainan manipulasi emosi antara pemberi dan penerima maaf itu. Perasaan bersalah atau tanggung jawab sebetulnya adalah sebuah bentuk yang amat halus dari manipulasi emosi.
Ketika seseorang menyatakan maaf melalui perbaikan perbuatannya, maka sadar atau tidak, penggunaan rasa bersalah, rasa berkewajiban, dan ketakutan pada orang lain atau pasangan, merupakan pemenuhan kemauan diri sendiri. Dalam hal ini, meminta maaf dan memanipulasi emosi bisa menjadi sebuah lingkaran setan. Hal semacam ini biasanya terjadi dalam relasi dengan teman dan keluarga, yang terkait dengan urusan pendidikan, pekerjaan, dan hubungan antarpasangan. Masalahnya kemudian, jika kita sudah terjebak dalam permainan manipulasi emosi ini, baik sebagai pelaku atau pihak yang jadi "korban", maka hal itu bisa menjadi sebuah kebiasaan. Apalagi si pelaku (orang yang meminta maaf) sudah tahu kelemahan kita, maka hal itu akan sering terjadi.
Kadang-kadang, si pelaku tidak sadar telah memanipulasi atau menekan emosi orang lain. "Ilmu" memanipulasi ini dimanfaatkan untuk mencapai keinginannya. Jika dia memakai teknik itu dan merasa sukses, serta tidak ada orang yang memprotes, teknik itu akan dipakai terus menerus. Perbaikan tingkah laku yang menggantikan kata maaf akhirnya
hanya menjadi suatu permainan manipulasi emosi dan pemuasan ego semata.

Berikut beberapa petunjuk menghadapi orang yang mulai memainkan ilmu manipulasinya, terutama pada saat menghadapi pertengkaran:
* Jangan membuat kesalahan dengan mengambil alih kekuasaan. Tarik napas, tenangkan diri, maka kita bisa ambil energi untuk kejernihan pikiran dan emosi.
* Waspadalah terhadap sikap merasa benar sendiri. Jangan membuat pembelaan diri, jangan membalas teriakan dengan teriakan.
* Hindarilah petengkaran yang tak kunjung habis, berlalu secepatnya dengan damai. Jangan terlibat diskusi.
* Jangan menyinggung kepribadiannya, maka kita bisa terhindar dari sikap intimidasi masing-masing pihak
* Selesaikan pertengkaran dengan pikiran yang tetap terkendali. Jangan memperuncing keadaan dengan membongkar masalah yang sudah lalu. Dengan demikian, kita bisa menyelesaikan masalah dengan tidak membuat masalah baru.

Sunday, February 1, 2009

INDAHNYA KEGAGALAN

Siapakah manusia yang tidak pernah gagal?
Manusia terbaik pun Nabi Muhammad SAW sering mengalami kegagalan, kalah perang, dan ajakan dakwahnya ditolak. Apa lagi kita yang hanya sebagai manusia biasa seharusnya lebih biasa dengan kegagalan.
Kita adalah makhluq yang lemah, segala kekuasaan ada ditangan Allah dan kita tidak punya kontrol sama sekali kecuali sebagian kecil saja atas ijin Allah. Tentu saja kegagalan akan sering menemui kita.
Saya yakin Anda pernah gagal, begitu juga saya meskipun mungkin kegagalan-kegagalan kecil.
Alhamdulillah sampai saat ini kita tidak banyak begitu terpengaruh oleh kegagalan-kegagalan kecil tersebut.
Dengan kegagalan kita mendapat ilmu baru, yaitu kita mengetahui cara yang salah, yang bisa menjadi pelajaran dimasa depan agar tidak kita lakukan lagi. Seperti kisah Thomas Alpha Edison yang gagal ribuan kali sebelum berhasil menciptakan bohlam lampu.
"Kegagalan" dapat memberikan kekuatan. Anggaplah kegagalan yang terjadi pada diri kita merupakan suatu latihan. Dengan latihan kita akan lebih tegar. Semakin sering kita latihan akan semakin kuat dan akan semakin terampil kita melakukannya. Ada pepatah practice make perpect.
"Kegagalan" adalah ladang mendapatkan pahala. Jika Anda menyikapi kegagalan dengan sikap yang baik, yaitu dengan shabar, Anda akan mendapatkan pahala dari Allah. Kegagalan bisa merupakan ujian bagi kita. Bisa juga memang Allah menginginkan kita gagal disuatu tujuan, karena itu bukan yang terbaik bagi Anda.
"Kegagalan" dapat menggali potensi Anda. Dengan kegagalan Anda akan berusaha mencari cara cara baru dan strategi-strategi baru untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara otomatis Anda akan menggali lebih dalam potensi yang Anda miliki, bahkan mungkin saja potensi yang selama ini tersembunyi. Semakin sering kita gagal, akan lebih tergali potensi-potensi yang kita miliki.
"Kegagalan" akan mengembangkan kreatifitas Anda. Anda akan mencari ide-ide baru yang bisa Anda gunakan atau Anda pilih untuk mendukung tujuan Anda. Terkadang ide-ide muncul pada saat kita telah berkali-kali gagal. bertanyalah setelah Anda gagal, adakah cara lain? Adakah ide lain?
Jika demikian kenapa harus takut gagal? Robert T Kiyosaki pernah kehilangan jutaan dolar pada bisnisnya sebelum dia pensiun muda dan kaya. Seorang Anak berkali-kali jatuh mengendarai sepeda sebelum dia dengan ceria bersepeda. Dan masih banyak cerita-certia kegagalan yang justru menjadi awal sebuah kesuksesan. Yang penting jangan berhenti setelah gagal. Masih ada ribuan cara dan masih ada ribuan ide untuk Anda gunakan meraih mimpi Anda.