Monday, February 13, 2012

Tersenyumlah


Sosok yang sering tersenyum akan lebih mudah untuk sukses dibandingkan dengan yang lain karena ia lebih dapat menaklukkan hati orang lain.

Rasulullah adalah orang yang paling banyak tersenyum dan tertawa di hadapan para sahabat beliau. Bahkan, beliau menjadikan senyum sebagai ibadah yang digunakan untuk menyembah Allah sebagaimana sabdanya, " Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah"

" Bagaimana seorang muslim tidak tersenyum sementara dia telah meridhai Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai nabinya ? Bagaimana ia tidak tersenyum sementara burung-burung bernyanyi, merpati berdendang, matahari bersinar, bulan bercahaya indah, pagi hari datang dalam terang cahaya dan hujan datang di balik awan di langit? Bagaimana ia tidak tersenyum, sementara angin sepoi bertiup, daun-daun gemerisik, air jatuh diantara bebatuan mendendangkan lagu cinta dan keindahan?

Jiwa yang selalu tersenyum akan melihat kesulitan dengan tenang, untuk kemudian mengalahkan kesulitan itu dengan tersenyum pula. Sedangkan jiwa yang cemberut ketika melihat kesulitan ia membesar-besarkannya, kemudian ia lari darinya dan berlindung di kepompongnya dan selalu beralasan dengan kata-kata " seandainya", "jika" dan "kalau".
Padahal zaman yang ia cela itu tidak lain adalah hasil dari temperamen dan pendidikannya.

Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah anda cemberut selain keputus-asaan. Maka jika anda ingin tersenyum, perangilah keputusasaan itu. Kesempatan dan pintu keberhasilan masih akan selalu terbuka luas bagi manusia. Dan selalu berpikirlah positif akan kebaikan dan kesuksesan kita di masa depan.


==
" Seseorang bertanya kepada seorang ulama ahli fikih,
" Jika saya membuka baju saya dan masuk ke sungai untuk mandi,
apakah saya harus menghadap kiblat atau ke arah lain ?
" Ulama itu menjawab, " Menghadaplah ke arah bajumu yang engkau
buka tadi agar tidak hilang."

==

Suatu hari, seseorang berpapasan dengan Asy'ab yang sedang membawa keledainya.
Lalu sambil bercanda orang tersebut berkata, " Wahai Asy'ab, saya sudah kenal
dengan keledaimu, tapi saya belum kenal denganmu.
Maka Asy'ab menjawab, tidak heran, karena sesama keledai biasanya saling mengenal"