Tuesday, January 13, 2009

Berguru pada API

Berguru pada api

Jangan bermain api, terbakar tangan nanti, demikian nasihat klasik
orang2 tua kita dulu pada anaknya. Api adalah fenomena alam yang
banyak gunanya menemani peradaban manusia, sebagai suluh api
penerang jalan kegelapan sampai untuk memasak makanan. Namun api
pula lah yang membuat kebakaran besar yang banyak merugikan
kehidupan kita. Selalu ada dua sisi kesetimbangan pada alam ini, ada
manfaat dan adapula sisi kerugian nya, seperti api.

Para ahli menjelaskan fenomena api dengan teori segitiga api.
Dijelaskan bilamana pada suatu kondisi terdapat tiga unsur, yaitu
materi (bahan bakar ) , udara ( oksigen) dan panas, kemudian terjadi
suatu hal yang memicunya ( energy/reaksi kimia), maka akan
terjadilah api. Reaksi pembakaran akan terjadi bilamana panas yang
terjadi membuat materi (bahan bakar) mencapai suatu suhu tertentu
yang dikenal dg istilah flashpoint ( titik bakar ), dimana akan
mulai terbakarlah materi tsb. Di alam ini, tiap materi memiliki suhu
titik bakar yang berbeda beda pula, ada yang mudah terbakar seperti
minyak atau kayu, adapula yang sulit terbakar kecuali pada suhu
tinggi, seperti logam. Dalam ilmu kimia flash point tiap material
dijelaskan pada MSDS ( material safety data sheet ) , suatu dokumen
kimia yang karakter materi yang akan selalu tercantum pada barang yg
dibeli, biasanya ditempel pada kemasannya.

Manusia yang merupakan gabungan materi ( tubuh) dan energy (
jiwa ) , memiliki perilaku yang hampir mirip pula dengan fenomena
api tersebut. Emosi, kemarahan, nafsu, libido dan cinta adalah
beberapa karakter manusia yg bisa dijelaskan dengan teori api
tersebut.

Manusia akan terbakar emosinya , menjadi marah, karena beberapa hal
di luar dirinya yang menyulut kemarahan nya. Analogi segitiga api
pada kehidupan ialah ; materi / bahan bakar nya manusia , lingkungan
sekitar atau orang lain adalah bagaikan udara dan setan, makhluk
yang diciptaan Tuhan dari api atau juga orang2 lain yang berniat
jahat adalah bagaikan panas yang akan memicu terbakarnya emosi kita.

Begitu pula halnya, tatapan mata syahdu dan godaan seorang wanita,
bagaikan panah api yang akan bisa membakar cinta seorang lelaki.
Api asmara yang telah tersulut bisa membuat seseorang bagaikan
kehilangan akal sehat nya, seperti api yang telah merusak suatu
benda yang terbakar membara. Kisah laila majnun, menggambarkan
betapa seorang manusia bisa menjadi bagaikan orang gila karena
terbakar api asmara yang sangat dahsyat.

Setan makhluk yang diciptakan Tuhan dari api, akan selalu berusaha
membuat manusia terbakar oleh keburukan seperti kemarahan, nafsu dan
libido. Kalau emosi dan nafsu telah terbakar, maka akal sebagai
logika rasional manusia pun akan terabaikan jadinya.

Manusia bermacam2 pula karakternya saat menghadapi "pemicu api"
tersebut, ada orang yg mudah marah, sangat pendendam, namun ada pula
orang yang penyabar dan pemaaf, tiap orang memiliki titik bakar
(flash point) nya masing2. Kalau pada materi ada MSDS yang
menjelaskan nya, sebenarnya tiap manusia pun telah memiliki
semacam "blue print", cetakan awal dari "sononya" yang unik untuk
tiap manusia.

Kita sendiri haruslah tahu karakter diri kita, apakah kita seorang
yang mudah marah atau penyabar, apakah kita seorang yang memiliki
libido tinggi atau biasa2 saja dan berbagai karakter lain nya, namun
sayang tak semua manusia mengenal jati dirinya sendiri.

Namun berbeda dengan materi, karakter manusia adalah bisa berubah,
seorang yang di masa mudanya pemarah, bisa jadi berubah jadi orang
yang sabar dan santun di usia tuanya, namun bisa juga terjadi
sebaliknya. Perjalanan hidup manusia dengan berbagai pengalamannya
adalah juga sebuah proses internal, bagaimana kita mengelola diri
dan jiwa kita selama perjalanan hidup ini. Sebagian besar manusia
hanya peduli bagaimana mengelola jasad fisiknya, tapi lupa mengelola
karakter jiwa nya. Manusia yang bijak dan cerdas bisa mengelola
dirinya dan memiliki karakter flash point yg tinggi ( tak mudah
marah , tak mudah tergoyang nafsunya ) karena hati nurani yang
jernih lah yg selalu mengendalikan dirinya.

Bukan hanya manusia sebagai individu, kelompok manusia / masyarakat,
bisa pula terbakar emosinya dan melakukan perusakan massal atau
kerusuhan. Untuk kondisi saat ini sebagian masyarakat Indonesia yang
banyak didera masalah ekonomi dan politik, memiliki flash point yg
rendah, berada pada kondisi gampang marah, mudah diprovokasi dan
membuat kerusuhan. Sampai2 istilah amuck, menjadi istilah bahasa
inggris untuk menjelaskan kerusuhan massa yang tak jelas sebabnya.

Api yang membesar dan meluas akan menimbulkan kebakaran yang besar
dan bisa menjadi sebuah bencana yang merugikan. Para ahli pemadam
kebakaran dalam usaha penanggulangan kebakaran, membuat sebuah teori
mengenai proses kebakaran dan juga cara menanggulangi nya.
Teori kebakaran menjelaskan bahwa secara umum proses kebakaran kalau
digambarkan dalam sebuah grafik seperti bukit. Dari titik awal
pemicu api garis bermula, awalnya melandai kemudian menaik tajam,
mendatar dan kemudian turun sampai ke titik nol. Grafik tersebut
menjelaskan bahwa kebakaran bermula dari proses pembakaran awal
yang kemudian bertambah besar sampai api tak terkendali ( flash
over ) dan menimbulkan reaksi pembakaran berantai sampai material
yang ada terbakar habis ( pembakaran penuh ) , kemudian perlahan
akan padam karena bahan bakar nya telah habis.

Menghadapi hal tersebut ahli pemadam kebakaran membuat strategi
pemadaman api dalam tiga tahapan, sebelum kebakaran ( pencegahan ) ,
saat kebakaran dan setelah kebakaran.
Usaha pencegahan dilakukan dengan berbagai cara agar tidak timbul
kemungkinan terjadinya bahan yang terbakar, antara lain menjauhkan
bahan2 mudah terbakar dari sumber panas.

Usaha pemadaman saat kebakaran dilakukan dengan menggunakan alat2
pemadam api mulai dari yang ringan ( portable fire extinguisher ) ,
air hydrant kebakaran sampai penggunaan zat2 kimia pencegah
kebakaran. Mungkin tak bisa benar2 memadamkan, tapi setidaknya bisa
mengecilkan kebakaran. Usaha setelah kebakaran, ialah pencegahan
agar kebakaran tak meluas atau tak terulang lagi di masa depan.

Semua usaha ini pada prinsipnya ialah memisahkan tiga unsur
pembentuk api yaitu materi, panas dan udara, serta menghambat proses
kimia-fisika terjadinya kebakaran sendiri.

Teori pemadaman kebakaran ini, bisa kita ambil pelajaran pada
kehidupan kita sehari2. Kita bisa belajar bagaimana caranya
memadamkan pembakaran emosi saat terjadi kemarahan atau kerusuhan,
kita bisa belajar bagaimana pula mengendalikan api nafsu yang
membara.karena proses pembakaran nya hampir sama pula prosesnya.

Sebagai contoh kemarahan berawal dari rasa tersinggung atau sulutan
emosi kecil, yang bilamana dibiarkan atau malah "dipanas2i", di
provokasi akan tambah membesar dan menimbulkan kemarahan besar atau
kerusuhan.

Begitu pula hal yang sama berlaku pada proses terbakarnya libido
seksual manusia, awalnya gairah nafsu terpicu oleh godaan hasyrat
awal, yang lama kelamaan akan tambah membara, memuncak pada orgasme
atau extase istilah umum psikologinya, untuk kemudian surut turun
secara tajam pula.

Secara psikologis seorang manusia yang telah terbakar nafsu
syahwatnya ( seksual ) , tak akan bisa lagi berpikir secara
rasional. Karena itulah menarik sekali perintah dalam agama mengenai
hal tsb, "Janganlah kau dekati perbuatan zina" demikian kalimatnya,
bukan jangan lakukan perzinaan misalnya. Karena kalau seseorang
sudah mendekati zina ( mulai terbakar libidonya ) maka ia tak bisa
lagi mengendalikan diri, karena rasionalnya telah mengecil
terkalahkan oleh bara api libidonya.

Perilaku2 manusia lain nya, seperti rasa kebencian yang mendalam,
iri, dengki, dendam dan sifat2 buruk manusia lain nya, adalah
bagaikan bahan mudah terbakar yang bila telah terbakar akan menjadi
bagaikan bara api yang susah padamnya.

Mengambil pelajaran dari teori pemadaman kebakaran, berarti kita pun
harus bisa membuat perencanaan yang matang, bagaimana mengendalikan
diri sebelum terjadi "kebakaran emosi" , saat terjadi dan tindakan
setelah terjadi.

Tindakan pencegahan awal, ialah bagaimana kita mengelola jiwa kita,
agar memiliki sifat sabar, tak mudah marah dan bisa mengendalikan
nafsu (nafsu thd materi, tahta, wanita dll ) . Usahakan pula untuk
tidak mendekati hal2 yang membahayakan nafsu kita, atau menjauhi
hal2 yang haram istilah agamanya , menjauhi hal2 yg menyulut
kemarahan emosi.

Tindakan yang dilakukan saat terjadinya kemarahan, kerusuhan atau
hal2 lain yg membakar nafsu dan emosi, ialah usaha2 untuk
mengecilkan dampak yang terjadi atau bahkan memadamkannya. Sebagai
contoh untuk mengurangi kemarahan, ialah dengan melakukan proses
cooling down ( pendinginan suasana),bila berdiri cobalah duduk,
cucilah muka dll. Atau pisahkanlah orang2 bersengketa yang sedang
dibakar kemarahan tersebut.

Hampir sama dg prinsip pemisahan unsur segitiga api, cobalah untuk
memisahkan, sumber penyulut kemarahan/kerusuhan dari pihak yang
sedang marah. Kurangi panas dengan melakukan pendinginan. Jauhkanlah
setan yang selalu membakar emosi manusia dengan usaha2
psikologi/transedental, semisal do'a dll.

Dan bila "kebakaran emosi/nafsu", telah terjadi, tak bisa diatasi,
kemudian mereda, berusahalah untuk mengembangkan sikap saling
memaafkan,hilangkanlah rasa dendam dan bila memang ada yang bersalah
hukumlah secara adil dan dilakukan usaha2 pencegahan agar kejadian
tersebut tak terulang lagi di masa depan.

Dalam teori kebakaran ada proses lanjutan dari kebakaran yg sangat
berbahaya , di istilahkan dengan "back- draft", yaitu proses dimana
kebakaran yang terjadi telah membuat timbulnya peningkatan tekanan
dan proses kimiawi berantai yang bisa menimbulkan ledakan besar yang
justru lebih berbahaya dari kejadian kebakaran itu sendiri. Hal ini
sering terjadi pada kebakaran2 besar di pabrik2 kimia , pertambangan
dan migas.

Analoginya dalam kehidupan ini, kemarahan yang tak terkendali bisa
menimbulkan pembunuhan, kerusuhan massa bisa menjadi pembantaian,
petaka yang menghancurkan sebuah peradaban. Dan itu semua
menimbulkan rasa dendam mendalam yang bisa diturunkan ke generasi
selanjutnya. Sejarah peradaban manusia, banyak dinodai oleh kisah2
seperti itu.

Tak hanya di alam dunia, di akhirat kelak, nyala api neraka,
panasnya tak terbayangkan. Sungguh memilukan api kecil yang disulut
di dunia, mengikuti nya sampai ke neraka kelak, neraka yang nyala
api nya berbahan bakar tubuh2 manusia yang penuh dosa.

Marilah kita mulai bersihkan jiwa ini dari nyala api yang ditiup2
kan setan , lepaskanlah perilaku2 negatif yang bisa membakar diri
ini dan orang lain.